KLIKBISNIS – Kurs rupiah mengalami pelemahan dengan kecenderungan stabil dalam perdagangan sepekan terakhir.
Pada Jumat, 19 Juli 2024, kurs rupiah spot tercatat melemah 0,22% ke level Rp 16.191 per dolar Amerika Serikat (AS). Dalam sepekan, rupiah spot mengalami penurunan sebesar 0,33% terhadap dolar AS.
Selaras dengan pergerakan di pasar spot, kurs rupiah Jisdor Bank Indonesia (BI) juga terpantau melemah 0,24% ke level Rp 16.199 per dolar AS pada perdagangan Jumat. Dalam sepekan, kurs rupiah Jisdor turun sebesar 0,27%.
Kepala Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, memperkirakan rupiah akan bergerak di kisaran Rp 16.150 per dolar AS hingga Rp 16.275 per dolar AS sepanjang minggu depan.
Menurut Josua, pelemahan rupiah kemungkinan akan terbatas karena adanya potensi penguatan data Produk Domestik Bruto (PDB) AS yang akan dirilis pada Kamis (25/7) malam.
Analis Pasar Mata Uang, Lukman Leong, juga memperkirakan rupiah akan terus tertekan di tengah minimnya data ekonomi penting dari domestik maupun AS.
Ia memproyeksi rupiah akan lanjut melemah dan berada di level Rp 16.150 per dolar AS hingga Rp 16.250 per dolar AS pada pekan depan.
Lukman menjelaskan bahwa rupiah sempat menguat oleh prospek pemangkasan suku bunga The Fed yang meningkat, namun kembali tertekan oleh sentimen risk off di pasar sepekan terakhir.
“Hal tersebut dipicu oleh kekhawatiran tensi perang dagang China-AS,” kata Lukman kepada dikutip dari Kontan.co.id, Jumat, 19 Juli 2024.
Josua menambahkan, pelemahan rupiah sepekan terakhir disebabkan oleh ketidakpastian geopolitik AS.
Meskipun rupiah sempat menguat hingga menyentuh level 16.100 akibat perubahan ekspektasi investor terhadap pemotongan suku bunga acuan atau Fed Funds Rate (FFR) menjadi 75 bps dari sebelumnya 50 bps, sentimen ketidakpastian geopolitik di AS memicu peningkatan sentimen risk-off yang menekan rupiah.***